Kamis, 06 Mei 2010

KUMPULAN PUISI YIYIN N HEART


Dalam Sebuah Bahasa Hati
Dalam sebuah bahasa hati,
 adalah lumatan bibirku yang terdiam di beranda gersang
aku tersudut ketakutan, menatap mentari yang murka,
tak ada kisah, dan tak lekang waktu,
cinta perlahan-lahan menggigit,
birahi merajamku, merobeki sekejur kulit dan tubuh,
mata gelap dalam hati yang gersang,
nurani bagai tanpa muara,
sampai kapankah aku akan tersiksa kesakitan,
oleh hembusan wangi nafsumu yang mengundang…..
air mata tak semanis jiwa,
aku teriak sekeras sakit luka-lukaku,
memanggil nama yang tak jelas,
lantas aku terkapar di ilalang,
terbius melumat rasa demi rasa,
mengamuk dalam mutilasi kesaksian jiwa yang sakit,
auhhhhh……! Selamat malam, hatiku!

In the heart’s language
 crushed lips are silent on the porch of the arid
I cornered fear, staring at the sun who wrath,
there was no story, and timeless time,
love bite slowly,
merajamku lust, sekejur ripped skin and body,
dark eyes in the arid heart,
conscience like without the estuary,
until when will I be tormented with pain,
by gusts of fragrance that invites your passion ... ..
not as sweet tears the soul,
I shouted as loud as my wounds hurt,
call upon the name of obscure,
then I was lying in the weeds,
anesthetized crushed by a sense of taste,
raged in testimony mutilation sick soul,
auhhhhh ... ...! Good night, my heart!

Tahukan Sayang
Tahukah sayang,
Aku menangis di kegelapan malam,
Rindu membuat aku terbunuh oleh luka,
Waktu bagai ratapan yang menghempaskan waktu,

Tahukah sayang,
Jika setiap dalam tidur lelap,
Aku menyusuri mimpi demi mimpi,
Tanpa kelelahan …

Tahukan sayang,
Bahwa sebagian hati dan jiwaku sudah terbelah,
Di saat aku merasakan basah bibirmu,
Jiwaku bagai hancur bagai lumatan birahi yang mengamuk

Tahukah sayang,
Tiap hari aku menyaksikan kesedihan atas hidup,
Kesakitan atas cinta,
beratnya derita atas rindu,

Tahukan sayang,
Batas petualangan hatiku terasa kian jauh,
Menikmati wajah cintamu yang sempurna,
Membuat aku terpejam dan tak henti meneteskan air mata,

Tahukah sayang,
aku hanya gadis kecil yang terpuruk di tepi jalan,
lantas terlunta-lunta karena kehilangan jejak,
ketika sepenggal perjalananku ada di kakimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar